Jumat, 24 Februari 2017

Contoh Cerpen



         Menabung Ternyata Mengasyikan
                  Karya : Aurora Choirunnisa

                    Rara, seorang gadis kelas IX di SMP N 1 Cilandak sejak dulu sudah berniat ingin menyisihkan uang jajannya untuk ditabung. Rara di tinggal bersama ibu dan kedua adiknya. Ia setiap bulannya mendapatkan kiriman uang dari ayahnya yang bekerja di luar kota sebesar Rp 600.000,00 (khusus untuk jatah uang saku dan kebutuhan pribadinya selama sebulan)  sejak kelas VII . Rara sudah mempunyai atm pribadi yang diberikan  ayahnya.  Orang tua Rara sengaja menjatah uang Rara perbulannya agar dia bisa belajar mengatur uang . Rara di sekolahnya terkenal dengan sebutan “gadis boros”. Setiap harinya Rara selalu membawa uang kurang lebih Rp 10.000,00 ke sekolah. Dengan uang itu dia habiskan untuk jajan di sekolah saat istirahat tiba .

Pada saat Rara kelas VIII semester 1 , Rara diminta oleh orang tuanya untuk membeli tabungan . Orang tua Rara , yaitu ibu Rara  ingin mengajarkan kepada Rara untuk hidup hemat . Ibu Rara pun membuat dua kesepakatan kepada Rara dan Rara harus memilih diantara dua kesepakatan itu . Kesepakatan pertama, Rara setiap harinya harus menyisihkan uang jajan minimal Rp. 2.000,00 . Awalnya, Rara menentang apa yang disuruh oleh orang tuanya . Ibunya pun akhirnya membuat kesepakatan yang kedua, yaitu Rara dijatah Rp 20.000,00 untuk seminggu . Rara kesal dengan apa yang di katakan oleh ibunya itu . Dia pun akhirnya menyetujui dengan kesepakatan awal , yaitu setiap harinya Rara akan menyisihkan uang jajannya minimal RP 2.000,00 .

                Pada awalnya Rara masih suka lupa untuk menyisihkan uang jajannya . Ibu Rara tidak jenuh-jenuhnya mengingatkan Rara untuk menabung. Rara pun mulai terbiasa dengan budaya menabung yang diajarkan oleh ibunya itu.

Hari demi hari , minggu demi minggu pun berlalu . Tak terasa dia sudah menabung selama kurang lebih dua bulan . Sampai pada akhirnya Rara tergoda dengan uang yang berada di dalam tabungan mungilnya itu . Dia pun mulai mengintip ngintip lubang tabungannya itu. Lama kelamaan Rara  mengambil lembar demi lembar uang yang ada di dalam tabungan itu , dengan cara membolong bagian bawah tabungan itu menggunakan pisau. Rara menggunakan uang itu untuk dibelikannya barang-barang yang sepertinya tidak penting , yaitu berbagai macam kalung dan gelang.

Orang tua Rara tidak mengetahui dengan apa yang di lakukan oleh Rara . Ibu rara menceritakan dengan bangganya kepada ayah Rara yang sedang bekerja di luar kota bahwa anaknya itu sekarang sudah pintar menabung . Ayah Rara pun menanggapinya dengan bersyukur .

 “Wah sekarang anak ayah sudah pandai menabung ya” , kata ayah Rara di telepon .

“Haha… iya yah , Rara ingin belajar hidup hemat dan menggunakan uang Rara yang berada di tabungan jika ada keperluan penting-penting saja “ jelas Rara di telepon dengan suara gugup.

Pada bulan berikutnya , Ayah Rara mengirimkan jatah uang itu kepada Rara .Seperti biasa, Rara mulai menggunakan uang itu untuk sangu dan disisakan Rp 2.000,00 untuk ditabung.

Pada pertengahan bulan, Rara tidak sengaja melihat baju yang super duber keren dan harganya sangat mahal di suatu pusat perbelanjaan saat Rara diajak oleh ibunya untuk berjalan-jalan. Rara sempat meminta dibelikan baju itu kepada ibunya , tetapi ibunya menolak . Ibu Rara menolak karena kemarin baru saja Rara beli baju baru. Rara sempat kesal dengan ibunya .

“Mending aku gunakan saja uang yang ada di tabungan dan uang jatah sanguku , keburu diambil orang” pikir Rara. Tidak lama dari itu, ibu Rara mengajak untuk pulang karena sudah malam.  Keesokan harinya , Rara meminta diantarkan oleh ibunya untuk kembali ke pusat perbelanjaan kemarin. “Bu , ada barang yang lupa aku beli kemarin “, kata Rara . Ibu Rara pun langsung menyetujuinya , karena Ibu rara sekalian mau membeli kerudung yang lupa di belinya kemarin.

Sesampainya di pusat perbelnjaan itu , Rara langsung menuju ke toko yang menjual baju tersebut dengan alasan mau ke toilet . Saat Rara mau beranjak pergi, Ibu Rara pun memberitahu kepada Rara bahwa nanti langsung menemuinya saja di toko kerudung langganannya. Rara mengangguk dan segera berlari meninggalkan ibunya , menuju toko baju tersebut.   Sesampainya di toko baju tersebut, Rara langsung mencoba baju tersebut , lalu dibayarlah baju tersebut dikasir. Saat membeli baju tersebut , Rara tidak berpikir panjang lagi , karena memang sudah ingin memiliki baju tersebut. Setelah membeli baju itu , bajunya pun dimasukkan ke dalam tas yang di bawanya . Rara segera menuju ke tempat toko kerudung karena tahu bahwa ibunya pasti sudah menunggunya sejak tadi. Setelah Rara sampai di toko kerudung tersebut , ternyata benar bahwa ibu sudah menunggu Rara. Rara segera meminta pulang kepada ibunya dan berkata bahwa dia sudah membeli barang yang dibutuhkannya setelah dari toilet tadi .

Pada hari berikutnya, saat Rara mau ke sekolah , Rara mengecek uang sakunya . Ternyata di dalam dompet Rara sudah tidak ada uang lagi . Rara pun teringat bahwa dia mempunyai tabungan , lalu  ia mengecek tabungan tersebut dan ternyata di tabungannya itu sudah tidak ada isinya lagi . Rara merasa menyesal telah menghabiskan uangnnya itu . Rara ingin  meminta uang kepada ibunya, tetapi dia takut dimarahin oleh ibunya . Akhirnya, pada hari itu Rara tidak membawa uang saku ke sekolahnya.  Saat istirahat tiba , Rara hanya bisa duduk terdiam di kelas sambil menahan rasa lapar.

Sepulangnya dari sekolah , Rara memutuskan untuk memberitahu kepada ibunya semua yang dia perbuat dengan sedikit keberanian yang dimilikinya . Ibunya Rara memang marah kepada Rara , tetapi ibu Rara merasa bangga kepada Rara karena telah mau mengakui kesalahannya. Ibu Rara memberikan nasehat kepada Rara agar tidak melakukan kesalahan yang sama untuk yang kedua kalinya lagi . Rara pun hanya bisa terdiam dan merasa sangat menyesal dengan apa yang telah diperbuatnya.

Ibu Rara langsung memberitahu ayah Rara semua kejadian yang terjadi . Ayah Rara sangat kecewa kepada Rara. Tetapi, Ibu Rara memberitahu kepada ayah Rara bahwa Rara sudah berjanji tidak akan mengulanginya lagi  . Ibu rara meminta kepada ayah rara untuk mengirimkan uang ke atm rara, tanpa sepengetahuan Rara  dan ayah Rara pun menyetujuinya .

“Rara ayo ikut ibu ke atm dan bawa atmmu ”, perintah ibu Rara

“ Baiklah bu” , jawab Rara singkat

`               Setelah sampai di atm, ternyata saldo Rara ada Rp 600.000,00 . Rara dengan sedikit ketidakpercayaannya berteriak gembira . Rara segera memberitahu ibunya dan Ibu Rara pun menyuruh Rara untuk segera menelpon ayahnya .

                “Yah, maaf ya Rara sudah berbuat salah . Rara mau bilang semuanya ke ayah , tapi Rara sangat takut . Sekali lagi Rara minta maaf ya yah . Terimakasih ya atas kiriman uangnya . Rara pasti akan menggunakan uang dengan sebaik-baiknya. Rara pasti akan menyisihkannya untuk ditabung  “ , jelas Rara.

“Iya Rara , ayah percaya kok kepada Rara. Jangan diulangi lagi ya. Rara kalau mau apa- apa bilang ayah saja . Jangan berbohong lagi ya nak ” , ucap ayah Rara.

Sejak saat itu , Rara sudah belajar untuk hidup hemat dan mulai menabung sisa uang sakunya . Rara menabung bukan lagi Rp 2.000,00 , tapi terkadang sampai Rp 6.000,00 . Rara sekarang sudah menjadi gadis yang tidak boros lagi . Dahulu , Rara sempat berpikir bahwa menabung itu susah , tetapi bila dilandasi dengan kemauan dan niat yang tinggi, ternyata menabung itu sangat mengasyikan . Bila kita membutuhkan sesuatu yang sangat penting dan saat itu tidak memiliki uang , kita bisa menggunakan uang tabungan yang kita miliki itu.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Caca's Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design